Monday, September 1, 2008

Sambungan 3: Resiko Kesehatan Berhubungan dengan Komputer

BonjOur!! Gimana kabarnya hari ini? Udah dipraktekin tips2 kemaren buat ngatasin gangguan kesehatan karena komputer? Bagi yang udah coba, sharing donk gimana hasilnya, he3x.
Sekarang kita kenalan sama resiko kesehatan yang ketiga. Masih inget ga namanya? Pasti da pada lupa kan? Yang ketiga adalah technostress, ini penyakit terbaru yang berhubungan dengan komputer. Technostress merupakan stres yang timbul dari penggunaan komputer. Gejalanya meliputi mudah marah, perasaan tidak bersahabat kepada orang lain, tidak sabaran dan keletihan. Hayo, siapa yang udah terinfeksi virus technostress ini? Obatnya hanya ada 1, mulailah menyeimbangkan hidup kalian dalam berinteraksi dengan sesama, jangan dengan komputer aja. Dan yang paling penting, enjoy aja deh, jangan terlalu serius tapi tetep harus bertanggung jawab ya.

Menurut para ahli, manusia yang bekerja terus-menerus dengan komputer akan mulai mengharap orang lain untuk berperilaku seperti komputer, seperti memberikan respon yang instan, perhatian, dan tidak adanya emosi. Technostress diperkirakan berhubungan dengan tingginya tingkat keluar masuk karyawan dalam industri komputer, tingginya tingkat pensiun dini dari pekerjaan yang sering menggunakan komputer, dan tingginya tingkat penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Jumlah kejadian kasus technostess belum diketahui, tetapi diperkirakan mencapai jutaan dan pertumbuhannya cepat di Amerika Serikat.
Berdasarkan statistik kesehatan dari beberapa negara industri, sekarang ini, pekerjaan yang berhubungan dengan komputer menghuni posisi puncak dari darftar pekerjaan yang paling melelahkan. Akan tetapi, memang tidak dapat dipungkiri bahwa komputer telah sangat membantu kita dalam mengerjakan banyak hal dan dia sudah menjadi bagian dalam hidup kita. Sekarang tergantung pada kita sendiri, gimana cara nyiasatin supaya kerjaan tetep lancar ‘n kesehatan juga tetap tejaga ‘coZ kecil kemungkinannya kalo resiko kesehatan ini dan pilihan hidup kita akan menjadi lebih mudah, seiring teknologi informasi yang terus mengubah dunia kita.

Sambungan: Resiko Kesehatan berhubungan Dengan Komputer






Allow, fren, masih inget resiko kesehatan yang dibahas kemaren? Kemaren kita da kenalan sama si RSI (Repetitive Stress Injury) dan RSI ini bukan satu-satunya penyakit terkait dengan pekerjaan yang disebabkan oleh komputer. Sakit punggung dan leher, kaki yang kram, dan sakit kaki juga merupakan akibat dari rancangan meja komputer yang tidak ergomonis. Jadi posisi duduk yang tepat dan nyaman juga berpengaruh pada kesehatan kita saat “berinteraksi” dengan si komputer.

Ok, Guys, sekarang kita kenalan yuk dengan jenis yang kedua, sindrom penglihatan komputer (Computer Vision Syndrome-CVS). Dari namanya aja pasti da tau kan gejalanya seperti apa?

Yap, bener, gejalanya seperti sakit kepala, pandangan kabur, serta mata kering dan iritasi. Sindom penglihatan komputer (Computer Vision Syndrome-CVS) adalah kondisi mata yang tegang karena melihat layar monitor komputer untuk waktu yang lama.

Hati-hati loh, kalo sudah terlalu parah, mata akan terasa perih dan mengelurkan air mata terus menerus sampai mata kamu dikasih istirahat. Sebaiknya, bagi yang sering berhadapan dengan komputer, coba deh untuk mulai sedikit memperhatikan kesehatan mata. Istirahat selama 30 menit di sela-sela kesibukan beraktivitas dengan komputer akan cukup membantu.

Berdasarkan mitos, warna hijau bisa membantu memulihkan mata yang lelah ataupun rabun, karena itu coba deh simpan beberapa vas atau pot bunga dan tanaman di sekitar lingkungan kerja. Selain udaranya terasa lebih fresh, mata juga bisa relax sambil menikmati keindahan tanaman yang kamu rawat sendiri. Asik kan?

Lebih baik lagi kalau kamu berjalan-jalan disekeliling ruangan kerja atau di sekitar taman jika tempat kerja kamu ada tamannnya. Selain membuat mata kamu relax, kamu juga akan terhindar dari 1 masalah lain akibat duduk terlalu lama, yaitu ambeien. He3x So, jalan-jalan santai tentu bagus banget buat kamu, Guys.

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan kacamata anti radiasi komputer. Setidaknya itu bisa mengurangi radiasi langsung dari komputer dan memperlambat terjadinya gangguan pada mata seperti rabun ataupun silinder, karena gangguan pada mata memang tidak bisa dihindari lagi oleh pengguna komputer secara rutin. Kamu bisa pilih koq, mo kamunya yng pake kacamata itu, atau komputernya (maksudnya pake filter^^)

Nah, sekarang istirahatin mata kamu dulu ya, kenalan dengan jenis resiko kesehatan yang ketiga will be next time. Sayonara ^_-





Resiko Kesehatan berhubungan dengan Komputer




Sekarang ini bekerja tentunya terasa lebih mudah dan cepat karena kita dibantu dengan media komputer. Proses penyimpanan, pengolahan bahkan pengawasan data perusahaan bisa dilakukan dengan lebih baik dan akurat. Tapi, guys, kalian tahu ‘ngga kalo semua kemudahan itu juga harus dibayar dengan kesehatan kalian??
Berdasarkan penelitian, mayoritas pengguna komputer secara berkala akan mengalami cedera stress yang berulang (repetitive stress injury-RSI), sindrom penglihatan computer (computer vision syndrome-CVS) ataupun technostress. Aduh, namanya aneh-aneh ya. Tapi masih mau kan, kenalan sama mereka? n_n Kalo gitu, ayo kita kenalan sebentar =>>

Penyebab terbesar Repetitive Stress Injury atau RSI adalah keyboard komputer. Tambah penasaran kan? koq bisa-bisanya ya, keyboard bikin kita sakit?! Tenang, bukan gara-gara keyboardnya yang pukulin kita, tapi justru gara-gara kita yang sering mukulin keyboardnya. he..he..

RSI tejadi ketika sekelompok otot dipaksa melakukan tindakan yang berulang-ulang dan dengan beban yang tinggi (seperti tenis) atau puluhan ribu kali perulangan dengan beban yang ringan (seperti bekerja dengan keyboard komputer). Masih belum ngerti? Singkatnya, RSI disebabkan karena pengetikan data, dokumen, dll secara terus-menerus dan dalam jumlah besar.

Jenis RSI yang terkait dengan komputer yang paling umum adalah sindrom carpal tunnel (carpal tunnel syndrome-CTS). Sindrom ini terjadi karena adanya tekanan pada saraf tengah yang melewati struktur tulang pergelangan tangan, yang disebut carpal tunnel, sehingga menimbulkan rasa nyeri. Makanya, penyakit ini disebut sindrom carpal tunnel. Tekanan pada saraf tengah tersebut ditimbulkan oleh pengulangan yang konstan dari aktivitas menekan tombol-tombol pada keyboard. Jutaan karyawan telah didiagnosis menderita CTS dengan gejala- gejala seperti mati rasa, nyeri yang menyerentak, ketidakmampuan untuk memegang benda, dan kesemutan. Wah, gimana donk nasib mereka yang punya temen sejati seperti si keyboard itu? Gampang, sayangin aja keyboardnya, ‘n mulai sekarang jangan pukulin keyboardnya lagi ya. Ho5x

Tenang aja, ada koq cara menghidari atau paling ‘ngga mengurangi gejala RSI tersebut. Caranya:
· Rancang tempat kerja kamu dengan posisi pergelangan tangan yang nyaman, bisa juga dengan menggunakan penyangga pergelangan tangan
· Aturlah posisi monitor dan tempat kaki yang tepat karena semua itu berkontribusi dalam memberikan posisi yang baik dan mengurangi RSI.
· Keyboard ergonomis yang baru juga bisa dijadikan salah satu pilihan untuk digunakan.
· Dan yang paling penting, Semua itu harus didukung dengan waktu istirahat yang cukup dan rotasi karyawan ^^

Gimana? Gampang kan cara ngatasinnya? Dicoba deh, mudah-mudahan bagi yang sering mengalami sindrom itu, paling tidak bisa mengurangi gejala-gejalanya. Masih mau lanjut? Pasti da capek kan? Inget loh ada sindrom penglihatan komputer juga, karena itu untuk penjelasan 2 penyakit lainnya, to be continued ya, Pai.. Pai..

Canon PowerShot A470, Sederhana


Kamis, 14 Agustus 2008 08:29 WIB

Kinerja yang relatif bagus tidaklah selalu mahal. Ini dibuktikan oleh Canon PowerShot A470, sebuah kamera point and shot. Beberapa fitur yang biasanya ada di kamera mahal sudah dikemaskannya, seperti fitur pengenalan wajah (Face recognition) dan penjejak gerakan objek (Movement detection). Fitur pertama digunakan untuk membantu memfokuskan bidikan pada bagian wajah objek dan memberinya pencahayaan yang ideal. Sementara itu, fitur kedua bermanfaat untuk mencegah rekaman yang kabur akibat objek yang bergerak aktif.
Bentuk Canon Powershot A470 yang tidak stylish tidak mampu disamarkan dengan variasi warna badan kamera dari biru, merah, oranye, dan abu-abu. Namun, InfoKomputer merasakan manfaat dari kekurangan ini, yaitu mantap dan kokohnya pegangan tangan saat membidik.
Tombol zoom yang pada kamera-kamera point-and shot Canon lainnya ditempatkan melingkari atau bersebelahan dengan tombol perekam, di sini berada di sebelah layar LCD. Hal ini mengurangi kecepatan saat kami mengatur framing lewat zooming. Kami juga menyayangkan absennya fitur image stabilizer, baik yang bekerja secara optis pada lensa maupun yang bekerja secara digital pada sensor cahaya.
Di balik kekurangannya dalam hal estetika bentuk dan ergonomika tombol kontrol, PowerShot A470 menunjukkan kinerja fokus yang cukup responsif dan akurat selama kami uji. Lampu penuntun fokus di sebelah lensa (di bawah lampu kilat) membantu kerja lensa saat memfokus objek yang kami bidik dalam kondisi available light (cahaya seadanya). Detail dan tekstur objek terekam cukup baik.
Powershot A470 memberikan rekaman warna bernuansa sedikit dingin. Pada kondisi cahaya matahari cerah, jika ingin memberikan nuansa warna hangat, kami mengakalinya dengan mengeset color balance ke posisi Cloudy. Secara umum, warna-warna yang solid, utamanya merah dan biru, kami dapatkan pada setelan ISO/ASA rendah (80 atau 100).
Kami mendapati kinerja yang bagus dalam hal fotografi makro. Detail objek berukuran kecil yang kami bidik dari jarak sangat dekat terekam jelas dan tajam. Fungsi Super Macro memungkinkan pemotretan dari jarak 1cm terhadap objek. Fitur ini mampu menekan distorsi perspektif saat kami gunakan untuk memotret dokumen cetak maupun merekam layer monitor komputer.
Kami mencatat, shutter lag time atau waktu tunda antara penekanan tombol rekam dan proses perekaman gambar oleh sensor cahaya relatif kecil, yaitu sekitar 0,5 detik di bawah kondisi cerah hari. Sementara itu, dalam hal waktu daur antar bingkai rekam, PowerShot A470 berada pada angka 1,5 detik. Sayangnya, ketika kami mencoba menggunakan bantuan lampu kilat, waktu daur antar bingkai rekam melorot menjadi sekitar 4 detik.